Pages

Sabtu, 05 Januari 2013

Seminar Pendidikan Matematika: Pengembangan Bahan Ajar melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Pendekatan Kontruktivisme pada Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan formal bertambah dari tahun ke tahun. Salah satu permasalahan utama yang dihadapi bangsa indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan formal pada setiap jenjang pendidikan. Usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi membawa pengaruh langsung terhadap perubahan dalam dunia pendidikan. Bukan hanya proses belajar mengajar yang kini mampu dilakukan jarak jauh, dunia pendidikan saat inipun tak ubahnya seperti materi umum yang begitu bebas, mudah, dan cepat dikonsumsi masyarakat luas.
Namun hal tersebut ternyata tidak mampu mengubah pandangan masyarakat Indonesia terhadap pendidikan, khususnya bidang studi matematika. Irza Effendi (2010:1) bahwa, "Salah satu ciri penting matematika adalah memiliki obyek abstrak sehingga kebanyakan siswa menganggap bahwa matematika itu sulit."
Proses pendidikan yang dilaksanakan di sekolah pada dasarnya adalah kegiatan belajar mengajar, yang bertujuan agar siswa memiliki hasil yang terbaik sesuai kemampuannya. Salah satu tolak ukur yang menggambarkan tinggi rendahnya keberhasilan siswa dalam belajar adalah hasil belajar. Hasil belajar dapat di lihat dari tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotor.
Salah satu disiplin ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam kehidupan dan kehadirannya sangat terkait erat dengan dunia pendidikan adalah Matematika. Matematika perlu dipahami dan dikuasai semua lapisan masyarakat terutama siswa disekolah. Russefendi (Yusuf, 2003:1) mengemukakan, “Matematika penting sebagai pembentuk sikap, oleh karena itu salah satu tugas guru adalah mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik”.
Ibrahim, dkk (2002:76) mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa oleh dirinya sendiri, maka inisiatif belajar harus muncul dari dirinya. Disini tugas guru menyediakan bahan pelajaran tetapi yang mengolah dan mencerna adalah para siswa sesuai dengan bakat, kemampuan dan latar belakang masing-masing. Sesuai yang di kemukakan oleh Sardiman (1986:98), belajar adalah berbuat dan sekaligus merupakan proses yang membuat anak didik harus aktif.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan yang ingin dicapai melalui pembelajaran matematika di jenjang SMP adalah: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, dan (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Namun kenyataan di lapangan, proses kegiatan belajar mengajar di kelas, pembelajaran mata pelajaran eksak tertutama Matematika responnya kurang baik. Seperti yang di kemukakan Ruseffendi (Yusuf, 2003:2), Matematika (ilmu pasti) bagi anak-anak pada umumnya merupakan mata pelajaran yang tidak di senangi kalau bukan pelajaran yang di benci
Kegiatan belajar-mengajar merupakan inti pendidikan, akan lebih efektif bila siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Aktivitas siswa menyangkut fisik dan mental bukan hanya untuk individu, tetapi juga dalam kelompok sosial. Dengan demikian, siswa akan menghayati dan menarik pelajaran dari pengalamannya sebagai hasil belajar yang merupakan bagian dari dirinya.
Hasil belajar antara siswa yang satu dengan siswa yang lain berbedabeda. Menurut Djamarah (2002: 141 – 171), hasil belajar itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor dari luar diri siswa, misalnya lingkungan alam dan sosial budaya, kurikulum, program, sarana dan fasilitas dari guru. Sedangkan faktor internal yaitu faktor dari alam diri siswa itu sendiri, misalnya bakat, minat, kecerdasan, kemampuan kognitif, motivasi, kreativitas dan keadaan fisik.
Upaya peningkatan hasil belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran dan bahan ajar yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh hasil belajar yang optimal.
Dalam pengembangan bahan ajar guru diberi kebebasan untuk mengubah, memodifikasi, dan menyesuaikan bahan ajar dengan kondisi Sekolah dan daerah, serta dengan karakteristik siswa. Hal ini harus dipahami dan dilakukan guru, terutama kalau Sekolah tempatnya mengajar tidak mengembangkan bahan ajar sendiri, tetapi menggunakan bahan ajar yang dikembangkan oleh Depdiknas atau bahan ajar dari Sekolah lain.
Dari uraian di atas, maka salah satu upaya yang dianggap dapat memecahkan masalah tersebut adalah dengan menggunakan penerapan model jigsaw dalam pembelajaran matematika sebagai satu strategi yang diharapkan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu, maka penulis tertarik untuk menyusun makalah berjudul “Pengembangan Bahan Ajar melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Pendekatan Kontruktivisme pada Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP ”.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang diajukan adalah
1.      Bahan ajar seperti apa yang dapat dikembangkan dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw melalui pendekatan kontruktivisme?
2.      Instrumen seperti apa yang dapat meningkatan hasil belajar siswa?

C.  Batasan Masalah
Untuk menghindari kesalahan pemahaman, maka penulis membatasi permasalahan menjadi
1.      Hasil Belajar siswa pada pembelajaran  matematika dengan model jigsaw melalui pendekatan kontruktivisme.
2.      Untuk kemampuan kognitif siswa dilihat berdasarkan indikator dimana siswa dapat mengerjakan soal-soal yang telah dibuat yang dapat mengukur tahap-tahap kemampuan siswa sesuai dengan taksonomi Bloom tahap ke-2 dan tahap ke-3.
3.      Materi dibatasi pada pokok bahasan pecahan, sub pokok Operasi pada pecahan
D.  Tujuan Pengkajian Materi
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1.    Untuk mengetahui bahan ajar yang dapat dikembangkan dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw melalui pendekatan kontruktivisme
2.    Untuk mengetahui kualitas instrumen yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
E.  Manfaat Pengkajian Materi
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah:
·         Bagi siswa
1.      Sebagai acuan dalam meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa.
2.      Sebagai acuan dalam mendorong siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.
3.      Sebagai acuan dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep matematika karena materi dikaitkan dengan konteks keseharian siswa dan lingkungan dunia nyata siswa.
·         Bagi guru
1.      Meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan suatu model pembelajaran, serta dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran
2.      Sebagai masukan pertimbangan untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa dengan model pembelaharan jigsaw.
·         Bagi Sekolah
Dengan adanya strategi pembelajaran yang baik maka mampu mewujudkan siswa yang cerdas dan berprestasi.
·         Bagi penulis
Sebagai tambahan pengetahuan untuk menjadi seorang pendidik kelak dengan menerapkan pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.

0 komentar:

Posting Komentar